BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


perasaan haus akan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh masyarakat industri modern

perasaan haus akan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh masyarakat industri modern. Info sangat penting tentang perasaan haus akan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh masyarakat industri modern. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai perasaan haus akan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh masyarakat industri modern

Sulit untuk menghilangkan pikiran bahwa sejumlah orang memandang Dalai Lama setingkat dengan "Sinter Klas" yang kebapakan, ujar Dr Nathan Hill, pengajar masalah Tibet dari SOAS, London. "Dia memang fotogenik. Warga dunia barat menyukai bintang. Dia orang yang sangat ramah dan pintar. Menurut saya dia cerdik secara politik dan memiliki visi ke depan." Banyak orang barat mencari bekal piritual yang damai di era penuh dengan materialisme, ujar Norman yang baru saja menerbitkan buku berjudul Kehidupan Rahasia Dalai Lama. Kotabumi. Lampung Utara. "Di dunia Barat yang sekular ada keinginan besar...satu perasaan haus akan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh masyarakat industri modern. Dia juga sangat digemari oleh pembaca buku," ujar Hill. "Anda akan membaca bukunya untuk mencari kepuasaan batin." Penghargaan yang besar kepada Dalai Lama juga disulut oleh ide kuno orang Barat bahwa Tibet bagaikan Shangri-La yang terpencil. "Orang Barat dilarang masuk ke Tibet dari tahun 1792-1903," ujar Hill. "Kebijakan itu menimbulkan satu misteri. Ada satu negara yang benar-benar tertutup untuk orang kulit putih. Ketika kita mulai mendapat informasi lebih banyak, kita mendapat kesan bahwa Tibet adalah tanah ajaib nan indah yang tersembunyi. Jadi itu semacam produk buku mengenai petualangan." Juga ada perasaan bahwa Dalai Lama adalah tokoh penuh perhitungan secara politik sedemikian rupa yang membuat hal itu sebenarnya tidak betul. "Dia semacam tokoh dalam banyak gerakan - gerakan hak binatang, sinkretisme keagamaan," ujar Norman. "Ada banyak ide orang yang dihubungkan dengan Dalai Lama." Kebingungan dunia Barat akan Dalai Lama paling mudah digambarkan dengan melihat pandangannya mengenai hak-hak kaum homoseksual. Dia telah mengemukakan tidak mendukung hubungan seksual sesama jenis, atau oral seks di kalangan pasangan heteroseksual, namun seringkali dia memberi gambaran yang sumir atas pandangannya itu. "Dia akan mengatakan, itu pilihan anda, terserah pada suara hati masing-masing. Dia sangat sadar diri untuk tidak menyinggung orang." Norman mengatakan sebagian warga Tibet yang mengasingkan diri di luar negeri mengkritik Dalai Lama karena mendukung gerakan tanpa kekerasan yang moderat. Sementara lawan-lawan agamanya mengatakan dia salah karena memuja dewa bernama Shugden. "Memang ada sebagian kecil orang Tibet di luar negeri yang menentangnya, tetapi jumlahnya minoritas. Sementara di dalam Tibet sendiri hampir semua mengaguminya, dan juga langkah untuk mencari penyelesaian lewat jalan tanpa kekerasan," ujar Robert Bennet, direktur Studi Tibet Modern di Universitas Columbia. Juga ada pembicaraan apakah Dalai Lama dan rekan-rekannya memberi gambaran tepat mengenai Tibet sebelum Cina melakukan intervensi tahun 1950, atau apakah mitos itu hanyalah ciptaan pengagumnya dari Barat. Para pengagumnya itu bahkan percaya bahwa di masa sebelum tahun 1950 di Tibet "kaum wanita menikmati hak yang sama dan semua orang hidup secara harmonis dengan lingkungan," ujar Hill. Akan tetapi Norman mengatakan penciptaan mitos ini tidak sepenuhnya kesalahan Dalai Lama. "Di satu pihak kita bisa menuduhnya memberi gambaran yang tidak mungkin mengenai keadaan Tibet yang sebenarnya. Di pihak lain orang Tibet benar-benar percaya bahwa negara mereka seperti itu- satu negara dengan kesan yang romantis." Kebencian Cina atas Dalai Lama adalah meski dia tidak suka dengan pandangan bahwa secara sejarah Tibet adalah bagian Cina, dia juga tidak mendukung ide Tibet sebelum tahun 1950an yang tertutup dengan memusatkan diri pada kaum papa dan kemiskinan. "Dalai Lama sejak dahulu merupakan pengkritik keras 'Tibet lama'," ujar Donald Lopez dari Universitas Michigan.


Powered By : Blogger